Saturday, November 28, 2009

Super Junior

i like them.
i love them.
13 members, totally great.

i'll be waiting for their concert.

Monday, October 19, 2009

afterlife

another season passed me by
a million faces change into one
remembering on that rainy days
you ask me to hug you tight

just a short time we were together
but our memories last forever
i pray in the night with my tears
afterlife, i wont lost you so fast..

to be continued..

tiara.ulfa

kakak

lama? iya, sekitar delapan jam dengan menggunakan pesawat terbang kalau dari indonesia..
jauh? pastinya, indonesia benua asia sedangkan disana benua milik sendiri.
kalau ditanya, kenapa ga mau masuk UI? soalnya UI yang bikin kakak 'ketemu gede' saya jadi kuliah di negeri orang..

kak, hati-hati ya disana. love you..

Sunday, October 4, 2009

3 Oktober 2009

akhirnya saya lihat kamu, walaupun saya merinding lihatnya. saya tidak pernah kepikiran kalau kamu benar-benar menggunakan seragam itu.
putih, ada sponsor di dada, tapi bukan badge milik Milan. sepertinya kamu baik-baik saja.
tidak seperti Milan yang sekarang sedang dalam masa-masa sulit. masa dimana Milan tidak menunjukkan kelasnya sebagai jawara eropa tujuh kalinya itu.

setidaknya kamu baik-baik saja ya disana. saya akan selalu menjadikanmu idola, tidak ada dendam karena kamu pindah untuk menyelamatkan Milan.
suatu saat, saya harap kamu kembali ya? terimakasih.

Saturday, September 12, 2009

kesekian kalinya tanpa orang itu

Tadi malam, gue dan ayah nonton bola. Mulai dari Arsenal vs Manchester City sampe Milan vs Livorno. Hasilnya sama aja, ga nyenengin. Arsenal kalah, dan kali ini Milan harus puas imbang dengan Livorno.
Lagi.. Lagi.. Dan lagi.. Gue nyesel banget kenapa harus pergi? Karena klub ga punya uang? atau dia yang pengen? Atau dia itu terlalu berharga untuk stay di klub tua kayak Milan?
Engga, ga lebay kok. Gue emang sering nangis kalo inget dia, maksudnya sih nyesek aja.. Pemain sesopan dia, sehebat dia, seterpelajar dia, kenapa harus ninggalin klub tua yang lama-lama akan berantakan ini? i miss him and all the things he could do..



Dan sampe sekarang pun gue belum pernah liat dia lagi, dia yang sekarang mengenakan seragam warna putih dengan badge yang berbeda dengan si Merah Hitam.. Dia yang akan menghadapi Milan diputaran Champion nanti, dia yang akan mencetak gol.. tapi dia bilang "ketika saya melawan Milan dan saya mencetak gol, saya tidak akan melakukan selebrasi gol.."



Dia.. Ricardo Izecson dos Santos Leite.. Ada beberapa fakta yang bikin gue bangga sama dia:
1. Dia pindah dari Milan, diminta oleh manajemen klub dan dia ga mau.
2. Akhirnya dia terpaksa pindah setelah yang punya Milan (si kere berlusconi) ngomong empat mata sama dia, kalo manajemen Milan ga sanggup lagi ngebayar dia.
3. Dia rela pindah karena mau nyelametin keuangan klub
4. Dia ga akan melakukan selebrasi gol itu
5. Dia.. Mungkin suatu saat dia akan kembali ke Milan.. Amin!

Kaka, take care ya :'') Makasih udah ngebantu Milan sejauh ini.


tirka.

Sunday, September 6, 2009

Sebentar Lagi, Ya?

"Sekarang udah kelas berapa, Tiara?"
Banyak banget pertanyaan itu kalo gue lagi pergi ketemu sodara, kalo ketemu temennya Bundo atau Ayah, kalo lagi ngapain kek.. Pasti ada aja itu pertanyaan.
Kalo dipikir-pikir iya juga ya? Udah kelas 'akhir' sekarang. Bentar lagi bakal mencar-mencar sama temen-temen High school gue. Masih ada ga ya muka-muka begini:





atau kalo disekolah yang berseragam..






atau sebuah bangunan yang biasa disebut, sekolah..



Emang ga bisa disebut sebagai akhir dari semuanya, tapi ini berarti akhir dari salah satu babak dalam hidup gue yang akan dilanjutkan dengan babak yang baru.
We have a different way, but our hearts still unite. Mungkin cuma itu yang bisa gue inget.
Semoga..

tiara.ulfa
14.37pm

Tuesday, August 25, 2009

Help! - chapter one

Hari ini adalah ke-1414 kalinya aku memasuki bangunan megah yang sudah terlihat agak tua ini. Menyeret paksa nurani diimbangi dengan ketidakrasionalan otak untuk tetap atau bisa disebut ‘pura-pura’ tegar.
Aku berjalan di koridor demi koridor bangunan tua itu. Akhirnya aku sampai di depan pintu yang kalau tidak salah bertuliskan ‘Dr. Bardja’.
Karena selama ini tulisan itu sering berubah-ubah menurut pengelihatanku yang ‘luar biasa’ ini. Memang tidak normal, tapi.. Ah sudahlah!

“Halo, Hana! Bagaimana kabarmu?” seorang lelaki paruh baya yang sedang menulis di meja kerjanya menyapaku hangat.
“Hmm.. Well yeah.. I’m good..” jawabku berbohong.
“Kamu, kalo udah bohong pasti tangannya ga bisa diem deh..”
Ketahuan, kenapa sih tiap kali berbohong tanganku harus bergerak-gerak ga normal begini!
“Yah.. Sebenernya saya merasa makin ngga baik, Dok..” jelasku akhirnya.
“Ayo duduk, kamu jangan pesimis dong.. Kamu pasti bisa, ayo sekarang bacakan dongeng terbaru ini untuk saya..” ujar Dr. Hardja (nama yang sebenarnya).
“Mm.. Baik..” aku segera mengambil buku dari tangannya dan segera membuka halaman pertama buku itu.
“Suatu hari.. Bbbermnadangan pp..pdi.. bbesa itu tidda..tiddak menunjukkan sep.. seddang.. Huueeeeeeek!” aku berlari ke arah wastafel yang tidak jauh dari tempatku duduk. “Uhuuk! Uhuuk!” aku beberapa kali terbatuk.
“Sudah ndak opo-opo toh, ndok..” Dr. Hardja menggiringku kembali ke tempat dudukku.
“See.. Saya itu udah ga bisa sembuh.. Udahlah..”




To be continued

Tuesday, August 18, 2009

i've learned that strong from my parents

gue merasa cukup banget jadi diri gue sendiri, jadi tiara ulfa.
ga perlu lah sok sok an mau jadi orang lain, lagi pula ayah sama bundo ngajarin gue untuk bersyukur dengan apa yang udah gue punya.

walaupun suara gue ga sebagus whitney houston, badan gue ga selangsing emma watson, otak gue ga sepinter einstein, tapi gue tetep seneng jadi gue yang bawel, urakan, ambisius, iseng.. bahkan ga cantik :)

gue juga ga pernah ke geeran kalo ada yang bilang si ini nyontoh gue, si itu ngikutin gue.. karena gue tau mereka ga ada niat untuk samaan sama gue, mungkin emang kebetulan kalo mereka punya keahlian yang sama dengan gue.

untungnya ayah sama bundo ga ngijinin gue pacaran dulu, jadi gue bisa deket sama siapapun. terpaku sama satu cowok adalah hal TERBEGO yang pernah gue lakuin, tapi untungnya orang-orang disekitar gue yang sayang sama gue ngingetin untuk ga begitu.

terakhir kalinya, gue cuma mau berterimakasih dan bersyukur sama Allah, karena udah nyiptain gue sebagai tiara ulfa.. bukan whitney, emma, maupun einstein.. :)

Monday, August 3, 2009

Dear, sister.

Cerita ini tentang kakak, kakak yang segalanya buat gue. Kakak yang selalu ada buat gue, walaupun curhatan, tangisan gue buat hal yang sama.
Dia tetep sabar ngedengerin dan ngadepin gue yang seperti itu. Dia adalah kakak, sahabat, temen curhat, partner dilapangan, temen bernyanyi, bahkan... Inspirasi. (Bukan berarti gue ngesampingin kakak-kakak gue yang lain).
Seseorang yang gue sebut 'kakak' adalah orang yang bener-bener hebat! Orang yang selalu ngasih gue semangat walaupun sebenernya dia juga lagi kesulitan akan sesuatu.
Kakak, dia akan marahin gue kalo misalkan gue masih aja nangis atau marah-marah cuma karena hal-hal yang ga penting, yang bisa bikin gue stres. Kata-kata kakak yang paling gue suka "ini baru adek gue.."
Kakak, gue sayang kakak. Sebisa mungkin gue akan jagaian dia, walaupun kebanyakan dia yang jagain gue. ;)
Sejauh apapun nanti gue sama dia, selama apapun gue ga bareng dia, gue ga akan lupa sama apa yang udah gue lakuin bareng dia. Kabar baik dari dia selalu gue tunggu, kabar buruk pun bakal gue dengerin dengan sabar.
Nanti, gue akan buktiin ke kakak, kalo gue udah ikhlas soal itu. Dan bikin kakak senyum karena itu :D terimakasih kakak, untuk semuanya..
Untuk seluruh kakak di dunia, kalian adalah inspirasi.. Inspirasi untuk sebuah lagu perdamaian Dunia.. ;)

tiara.ulfa
August, 4th.2009
11.06 am

Sunday, June 28, 2009

2009 untuk mimpiku dan 2010 untuk masa depanku

Terimakasih, Ya Allah.. aku udah bisa sampe di San Siro, Milan.
Dan kalau tidak keberatan, tahun depan tolong biarkan akau di Fakultas Hukum, Universitas Indonesia.. Amin.
Semoga saja..

tiara.ulfa
20.48 pm

Monday, March 9, 2009

10 Februari 2009: Terimakasih, aku mendoakan kalian!

Bermain-main setiap waktu
Tidak terpikir sama sekali, masa depan didepan sana
Berpikir bahwa kehidupan didepan sana mudah
Tolol! Ya itulah aku..
Bahkan menghitung dengan rumus pun aku terbata
Akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke tempat itu
Kali saja aku mendapat teman baru dan pelajaran baru
Keringat dingin, mengingat aku baru
Dari satu, dua, lima, sepuluh, empat belas..
Banyak.. Kalian membantu, satu tangisan pecah!
Malu, sebodoh inikah aku?
Sebenarnya bukan bodoh, tapi ada satu hal.
Apa yang kalian lakukan saat aku menahan tangis karena malu?
" Jangan pesimis lo pasti bisa kok, lo cuma kurang latihan "
Kalian menepuk pundakku..
Kalian memang satu atau bahkan dua tahun diatasku
Tetapi bukan menjauhi, kalian malah memacu semangatku..
Seandaianya waktu lebih dari dua puluh empat jam
Pasti aku akan lebih lama bersama kalian..
Satu dari kalian, lebih menurutku.
Cerdas, sabar, ikhlas..
Padahal dia tahu betapa tololnya aku!
Tetap saja kalian semua yang berperan penting
Baru aku mengerti, arti bekerja keras untuk masa depan
Sebentar lagi, tepatnya seratus dua hari dari sekarang..
Kalian akan menanggalkan seragam putih abu-abu
Berganti dengan seragam kebebasan kalian
" Nyusul kita yaaa ! " semoga kalian berkata seperti itu..
Pecah tangisku..
Aku terlalu takut untuk ditinggal, terlalu sayang..
Tetapi kalian harus mengejar masa depan
Hei! Tunggu aku setahun lagi..
Terimakasih, aku mendoakan kalian..

tiara.ulfa// March, 09th 2009
20.07 pm

Thursday, February 5, 2009

2010 untuk siapa?


Hari ini, lagi-lagi pikiran sumpek itu. Antara milan(sansiro) atau universitas, emang gw baru kelas 11 tapi mimpi gw dari sebelas tahun yang lalu adalah menginjakkan kaki di san siro. 2 hari yang lalu, ayah sama bundo ngejemput gw ditempat les.. tumben banget ayah bisa jemput hahaha! biasanya sibuuuuk amat. lagi asik-asiknya ngomongin pelajaran yang baru aja gw dapet di tempat les itu, tiba-tiba arah pembicaraan itu melenceng.

ayah: ayah udah beliin kamu koper tuh?
gw   : hah? koper apaan yah? buat apa?
ayah&bundo : ya buat kamu ke milan lah..( sambil cengar-cengir ngecengin)

spechless..

deg-deg an, sedih, marah, kecewa, takut, ga yakin, nyesel, bangga, terakhir.. terpaksa. gw pun menarik nafas.. 1..2..3..

gw: uni ga mau ke milan deh yah, uni pikir-pikir 2010 itu uni juga masuk kuliah sayang uangnya..
ayah: ya hehe un..un.. yaudah liat entar ya sayang, ayah akan usahain semuanya buat yang terbaik..

gila, bayangin aja si ayah sampe sebegitu berjuangnya buat gw.. masa gw masih ga tau diri? emang mimpi itu, terus aja ngebayang-bayangin gw.. tidur, mimpi, ngayal,pasti satu.. Milan dan San sironya..
seandainya ayah gw konglomerat, gw ga akan repot-repot milih yang mana?
seandainya gw ikutan kuis dapet hadiah 1 miliar, tentunya gw ga akan repot-repot nyusahin orang tua gw..
seandainya.. ya cuma seandainya kok.. hehehe
gw bersyukur banget dengan kehidupan gw yang sekarang.. 

balik ke pembicaraan yang sebelumnya..
jadi, gw akan milih yang mana? gw juga ga bisa mastiin.. gw terlalu takut untuk ga milih san siro. tapi gw juga ga akan ngorbanin pendidikan formal yang harusnya gw dapetin. can you tell me? what am i supposed to do?

tiara ulfa: feb, 05th 2009 // 16:47 pm

Friday, January 30, 2009

29 Januari 2009

Malam ini, aku duduk merenung
Mentapa balik sejenak
Panjang..
Coba lihat kesebelas tahun yang lalu
Seorang gadis kecil sedang menimang bola dikakinya
Berdirilah sang ayah disampingnya..
Dibelai lembut kepala gadis itu, si ayah berkata dengan senyumnya
" Jadikan bola itu sahabat, jangan dijadiin musuh ya.."
Gadis itu tersenyum dan menggangguk polos
Empat tahun kemudian..
Gadis itu, sepertinya dia mengabaikan sahabat kecilnya
Satu tahun kemudian..
Gadis itu melihat sebuah bola, tergeletak ditengah lapangan
Dimainkannya, sebentar saja..
Sesuatu terjadi..
Bola itu, membuat luka membekas pada kaki gadis itu
Benci, merutuk, sudah pasti..
Menangis, menyesal, berteriaklah gadis itu..
Sialan! Gadis itu akan meninggalkan sahabatnya itu, janji gadis itu pada hari itu
Tiga tahun berikutnya..
" ayah ga pernah liat kamu main bola atau nonton bola lagi, kenapa? "
Gadis yang telah remaja itu terdiam, takut-takut gadis itu memandang kakinya
Bercerita, penuh kekesalan dan peluh
Dirangkul kedalam pelukan ayahnya, gadis itu menangis
" tangan ayah patah, tapi ayah masih sahabatan sama bola.. "
Terekam jelas omongan ayahnya
Esok, gadis itu butuh hari esok secepatnya
Membongkar puluhan kotak penyimpanan
Itu dia, bola.. usang, lusuh, kempes
Dipompa, gadis itu mencoba bermain dengannya.. bisa!
Sahabat lamaku kembali
Aku duduk disini sebagai gadis kecil yang telah beranjak dewasa
Lima belas tahun tiga ratus enam puluh lima hari..
Lagi-lagi..
Aku butuh hari esok
Semoga..
Enam belas tahunku..
Esok..

Tuesday, January 27, 2009

Untuk Zulfikar Purbayaku


Tubuhmu kusebut mungil, mungkin kamu akan marah jika tahu
Tetapi masalahmu tidak 'semungil' tubuhmu
Sebenarnya kamu hampir terjatuh berkali-kali
Tetapi kamu lebih senang tertawa diatas penderitaanmu itu..
Gila.. mengapa kusebut kamu begitu?
Membayangkannya saja aku menangis, tabah ya..
Sering kali kita bertengkar hanya karena masalah kecil
Kasar.. pedas.. itulah omonganmu
Tetapi memiliki cara tersendiri untuk mengungkapkannya kepadaku
Terimakasih telah menjadi bagian dari hidupku
Kamu telah memberikan aku pelajaran
Bahwa setiap kata-kata kasarmu adalah kata-kata yang berharga dan rasa sayang untukku
Terimakasih Zulfikar Purbayaku, aku sayang kamu..

Untuk Zul Achmad Fauzanku


Kamu tertutup denganku
Kamu hebat ketika kamu mengendalikan permainanmu dilapangan
Kamu tegas
Namun, kamu perhatian
Kamu selalu tidak terlihat ketika aku terjatuh
Ternyata..
Kamu ada dibelakangku, siap menopang tubuhku diatas pundakmu
Kepedulianmu terhadapku " gimana bisa ga matematikanya? "
Aku tersenyum dan..
" sini gue ajarin.. "
Aku mengerti sekarang
Kamu, hebat..
Terimaksih telah menjadi bagian dari hidupku
Kamu telah memberikan aku pelajaran
Bahwa melindungi tidak harus ditunjukkan, tetapi cukup dengan dibuktikan
Terimakasih Zul Achmad Fauzanku, aku sayang kamu..

Monday, January 26, 2009

Untuk Ismailku


Setiap tawa candamu memiliki makna yang berbeda
Memberikan dorongan yang berbeda-beda untukku
Kamu mencoba menjelaskan isi hatimu kepadaku
Marah, Sedih, Bangga, Haru, Senang..
Semuanya..
Kamu begitu membelaku ketika aku kalah
Kamu melindungi aku dengan segenap perasaanmu
Kamu mengulurkan tangan seraya berkata " kekalahan lo kali ini, adalah jalan kemenangan lo.. "
Cerdas memang..
Terimakasih telah menjadi bagian dari hidupku
Kamu telah memberikan aku pelajaran
Bahwa kekalahan hari ini adalah jalan kemenangan untuk hari esok
Terimakasih Ismailku, aku sayang kamu..

Sunday, January 25, 2009

Untuk Adjie Raditio Gondho Sasongkoku


Kamu bersinar,
Tetapi sebenarnya hatimu terselimuti kepedihan
Kamu ingin menangis,
Tetapi kamu mencoba untuk tegar
Ketulusanmu,
Kulihat dari setiap kata-katamu yang mengalir untukku
Kamu seorang yang kuat,
Tetapi aku sadar kamu butuh pegangan

Terimakasih telah menjadi bagian dari hidupku
Kamu telah memberikan aku pelajaran
Bahwa setiap kesedihan, masih bisa disembunyikan
Karena ternyata, masih banyak kesedihan orang lain yang lebih berat dari milik kita
Terimakasih Adjie Raditio Gondho Sasongkoku, aku sayang kamu..
 
Header image by Flóra @ Flickr