Friday, January 30, 2009

29 Januari 2009

Malam ini, aku duduk merenung
Mentapa balik sejenak
Panjang..
Coba lihat kesebelas tahun yang lalu
Seorang gadis kecil sedang menimang bola dikakinya
Berdirilah sang ayah disampingnya..
Dibelai lembut kepala gadis itu, si ayah berkata dengan senyumnya
" Jadikan bola itu sahabat, jangan dijadiin musuh ya.."
Gadis itu tersenyum dan menggangguk polos
Empat tahun kemudian..
Gadis itu, sepertinya dia mengabaikan sahabat kecilnya
Satu tahun kemudian..
Gadis itu melihat sebuah bola, tergeletak ditengah lapangan
Dimainkannya, sebentar saja..
Sesuatu terjadi..
Bola itu, membuat luka membekas pada kaki gadis itu
Benci, merutuk, sudah pasti..
Menangis, menyesal, berteriaklah gadis itu..
Sialan! Gadis itu akan meninggalkan sahabatnya itu, janji gadis itu pada hari itu
Tiga tahun berikutnya..
" ayah ga pernah liat kamu main bola atau nonton bola lagi, kenapa? "
Gadis yang telah remaja itu terdiam, takut-takut gadis itu memandang kakinya
Bercerita, penuh kekesalan dan peluh
Dirangkul kedalam pelukan ayahnya, gadis itu menangis
" tangan ayah patah, tapi ayah masih sahabatan sama bola.. "
Terekam jelas omongan ayahnya
Esok, gadis itu butuh hari esok secepatnya
Membongkar puluhan kotak penyimpanan
Itu dia, bola.. usang, lusuh, kempes
Dipompa, gadis itu mencoba bermain dengannya.. bisa!
Sahabat lamaku kembali
Aku duduk disini sebagai gadis kecil yang telah beranjak dewasa
Lima belas tahun tiga ratus enam puluh lima hari..
Lagi-lagi..
Aku butuh hari esok
Semoga..
Enam belas tahunku..
Esok..

2 comments:

UCHY.08.LFC said...

ya aloo tir . so sweet banget dahh !! hihiihi puitis banget . ga nyangka akuu :) teruskan karya mu yaaa !!

Tiara Ulfa said...

makasih yaaa maaah punya mama dan tante ossie lagi dlm project nih

Post a Comment

 
Header image by Flóra @ Flickr